Photo by USGS on Unsplash Terkadang kita harus menghadapi momen-momen krisis di suatu fase kehidupan. Krisis seperempat abad kehidupan atau Quarter Life Crisis (singkat: QLC) mungkin bukan krisis pertama buat kamu, tapi saat menghadapinya ternyata lumayan ya beratnya. Apalagi kalau lagi sendirian, hidup di perantauan, bekerja keras mengejar mimpi dan sukses seperti orang-orang yang kamu kagumi. Sederhananya, masalah itu datang tanpa diundang di masa sulit. Masalah yang hadir kali ini rasanya jauh lebih berat dari masalah yang pernah ada. Tidak jarang di fase QLC, pertanyaan filosofis seperti alasan keberadaan dan apa tujuan hidup0 cukup membuat risau dan penasaran. Dan memang standar hidup manusia modern juga menjadi hantu yang membayangi setiap harinya, belum lagi kekhawatiran akan pendapat orang-orang sekitar. Rasanya masalah kita terlalu banyak hanya untuk 24 jam waktu yang kita punya. Tanda kalau kamu sedang mengalami krisis bisa dilihat dari pola hidupmu yang berubah. Kamu k...
Photo by Nik on Unsplash Hai pembaca bertumbuh! semoga sehat-sehat dimana aja ya. Semalam aku mengobrol dengan ayah lewat panggilan suara. Pertama-tama kami akan saling menanyakakan kabar, dan ayah akan bertanya kesulitan yang kuhadapi. Ayahku kemudian menggiring obrolan, membahas kebijakan kenaikan gaji guru, filosofi pendidikan ala Ki Hadjar Dewantara (dan aku diminta mencari 3 falsafah pendidikan), hingga fenomena tawuran yang marak terjadi di level pendidikan menengah. Kalau teman-teman pembaca mengalami obrolan seperti ini bagaimana perasaan teman-teman? Dulu, aku yang pikirannya belum terbuka, ngga habis pikir bagaimana ayah selalu bicara masalah negara dengan putrinya. Aku yang lelah duluan kadang menjawab seadanya dan tidak ingin melanjutkan obrolan yang tidak ada hubungannya dengan kami. Namun, profesiku melatih keinginan untuk menyebarkan informasi dan mengajak orang lain berpikir terbuka. Ternyata inilah yang dirasakan ayahku, melihat anaknya yang masih kurang b...