Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Belajar tentang Hidup dari Falsafah Hidup Karangan Buya HAMKA

Belajar tentang Hidup dari Falsafah Hidup Karangan Buya HAMKA Seminggu yang lalu saya berkesempatan mendapat tantangan membaca buku yang judulnya Falsafah Hidup: Memecahkan Rahasia Kehidupan Berdasarkan Tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Buku ini adalah salah satu buku karya Buya HAMKA. Halaman sampul 'Falsafah Kehidupan' Falsafah Kehidupan: Memecahkan Rahasia Kehidupan Berdasarkan Tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunah, buku ini menjelaskan nilai- nilai kehidupan yang sering terlupakan oleh manusia. Kebanyakan kita terlalu sibuk untuk memahami hidup dan terperdaya dunia. Allah mengaruniai rahmat kepada setiap makhluknya, mulai tuntunan kehidupan yaitu firman-Nya Al- Qur’an, rasulullah yang dapat kita teladani melalui sunnahnya, kisah orang- orang shaleh, dan hikmah yang tersebar ke segenap penjuru langit dan bumi. Buya HAMKA menuliskan pandangannya dalam 9 bagian dengan karakteristik yang saling berpadu padan. Ia menyampaikan dengan apik, seolah- olah kita sedang duduk menerima petu

Melihat Indonesia dari Kaca Mata Sutan Sjahrir

Tokoh selanjutnya dari seri buku bapak bangsa karangan Tempo adalah Sutan Sjahrir. kisah Sutan Sjahrir dikemas dalam buku berjudul Sjahrir: Peran Besar Bung Kecil.  Siapakah Sutan Sjahrir? Tingginya 145 cm, orang minang lahir di Padang Panjang. Namun Ia tidak memiliki kenangan berarti dengan kota ini.  Ia besar di Medan dan melanjutkan pendidikan hingga Belanda. Kuliahnya tidak ia tamatkan dan memilih meninggalkan cita-citanya menjadi seorang pengacara demi turun langsung berjuang di ibu pertiwi. Siapa dia? Sutan Sjahrir .      Selama Belanda menjajah negeri ini, ia memilih berjuang lewat organisasi Perhimpunan Pendidikan Indonesia dan PNI baru bersama Hatta.   Sebelumnya selama di Belanda Ia bergabung dalam Perhimpunan  Indonesia ( Indonesische Vereniging ) hingga menjadi wakil ketua organisasi ini. G erakannya diciduk pemerintah Belanda kala itu dan ia mendapat hukuman pengasingan ke berbagai wilayah, mulai dari Boven Digul, Banda Neira, dan Cipanas.      Ia suka membaca bahkan sel

Muhammad Hatta Ibarat Buku yang Tak Pernah Tamat Dibaca

Kali ini saya akan kembali mengulas tokoh sejarah Indonesia, yaitu Bung Hatta. Kisah tentang Bung Hatta sudah terbit dalam berbagai versi, salah satunya 'Seri Buku Tempo: Bapak Bangsa' yang berjudul 'Hatta: Jejak yang Melampaui Zaman'. Selamat menikmati... Tahun 1902, tepatnya 12 Agustus, Muhammad Hatta lahir di Desa Aur Tajungkang, Bukittinggi. Hatta tumbuh menjadi penggerak perjuangan bangsa. Ia tidak pernah mengenal ayahnya, karena sudah berpulang sebelum ia bisa mengingat wajah sang ayah. Ia besar di keluarga muslim yang taat. Seperti anak- anak Minang umumnya, Hatta ikut mengaji di surau . Ia pun berguru agama kepada Syekh Muhammad Djamil Djambek semasa kecilnya. Surau tempat ia mengaji masih berdiri, namun saat ini seperti terlupakan zaman karena pemandangan di sekitarnya sudah jauh berubah. Tamat sekolah 1919 di Padang, ia merantau ke Betawi menemui Mak Etek (panggilan paman di Minang)   Ayub Rais. Pamannya sangat menyayangi keponakannya ini. Ia belajar prinsip-