Keruntuhan Khilafah dijelaskan dari Sisi Eugene Rogan, seorang Professor of Middle Eastern Historian at St Antony's College dalam bukunya The Fall of The Khilafah
Terjebak di antara tuntutan yang bertentangan antara pihak pemenang dan kaum nasionalis Turki, kejatuhan khilafah utsmaniyah akhirnya lebih disebabkan persyaratan perdamaian, bukan akibat dari besarnya kekalahan mereka.
Kita kembali ke satu abad yang lalu. Perang Dunia 1 usai pada 1918. Utsmaniyah jatuh, seluruh Turki dihukum atas pembantaian di Armenia dengan korban berjumlah 800.000 hingga 1,5 jt dalam perang, dan petinggi Turki muda mejadi terdakwa dalam persidangan bebas.
Kecaman internasional dijatuhkan kepada para petinggi Turki Muda (CUP) namun sejatinya seluruh Turki mendapat dampaknya terutama para Muslim yang bersembunyi di balik jendela saat para sekutu datang. Sedangkan orang- orang kristen menyambut orang asing ke tanah mereka dengan bunga dan penghormatan.
Setelah Utsmani, Jerman, dan Austria kalah Perang Dunia 1. berbagai perjanjian ditetapkan. Pertama pada konferensi Perdamaian Paris 1919, yaitu pernyataan Woodrow Wilson tentang kedaulatan yang aman untuk daerah Turki dari wilayah Khilafah Utsmaniyah pascaperang. Perjanjian kedua yaitu perjanjian Versailles, 28 Juni 1919 yang berisi penekanan dari pihak pemenang kepada blok sentral (Jerman dan Austria). Serta perjanjian- perjanjian lain dengan Bulgaria dan Hungaria. Turki pun turut dirugikan pada perjanjian liga bangsa-bangsa, yaitu pasal 22 yang intinya Turki berada dibawah negara yang berkuasa.
Mengenal Mustafa Kemal
Pemimpin Utsmani menyetujui kerja sama dengan negara-negara pemenang dengan menerima ketentuan dari mereka. Namun di sisi lain Gerakan Nasional Turki yakin bahwa Khilafah Utsmaniyah tidak dapat mengembalikan wilayahnya yang telah mereka serahkan dalam perjanjian damai.
Mustafa Kemal dan pendukungnya menyerukan penolakan ketentuan yang kejam itu dan menentang setiap pembagian Anatolia. Pada perjanjian Sevres, 10 Agustus 1920, Porte memancing perpecahan dengan gerakan nasional. Ujungnya pendukung Kemal berusaha keras membatalkan perjanjian dan menurunkan pemerintahan Utsmaniyah yang menandatangani perjanjian.
Penghapusan Khilafah Utsmaniyah dimulai pada 11 Oktober 1922 oleh pemungutan suara yang diselenggarakan oleh Majelis Nasional Agung Turki. 29 Oktober 1923, Turki modern diproklamiasikan dengan presiden pertamanya Mustafa Kemal yang diberi gelar Atatürk ‘ Ayah Bangsa Turki’.
“Saat Muslim sudah tidak percaya diri lagi. Hukum Islam diduakan bahkan ditinggalkan. Lebih memilih bersekutu dengan kawan yang memanfaatkan, pengkhianatan, dan saling tidak percaya. Saat itulah Khilafah jatuh."
Hati- hati dalam menelaah sebuah sejarah teman-teman jangan mudah untuk menerima suatu sumber sejarah tanpa meng-crossceck pada sumber lain. tulisan ini tidak bermaksud mendroktin dan menyinggung pihak mana pun. Saya baru belajar dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Komentar
Posting Komentar