Assalamu'alaikum sahabat pembaca,
Dalam rangka moody nulis, saya mau menceritakan sedikit pengalaman saya. semoga berfaedah untuk rekan- rekan semua ;)
"Menang itu bukan saat kamu berdiri di pentas menerima penghargaan, namun saat kamu mengalahkan ego dan berani bangkit saat jatuh, berani keluar dari zona nyaman, berani bermimpi lagi dan menatap hari esok."
Sepenggal pesan diatas adalah alasan saya untuk berani maju lagi setelah menikmati banyak penolakan sana sini. Saya punya mimpi untuk berprestasi mengharumkan negeri di bidang olimpiade sains, namun belum terwujud hingga hari ini. Jadi bismillah saya memilih menulis sebagai jalan juang saya. Saat ini saya belum berkiprah apa-apa di bidang ini, namun saya tidak mau menyerah untuk menggapai impian saya.
Saat saya mulai lelah dan malas, saya membiarkan diri lalai dan terlena, Allah menyadarkan saya lewat cara yang tak terduga. Beberapa waktu lalu, saya menemukan buku " Beyond The Inspiration" karangan Ust. Felix siaw yang berhasil menggugah diri ini kembali. Bagian yang paling berkesan adalah kisah penaklukan konstatinopel oleh Muhammad Al-Fatih pada 1425 M. Keyakinan akan janji Allah dan rasul-Nya adalah motivasi terbesar bagi seorang khalifah Muhammad Al-Fatih.
Bashirah Rasulullah SAW mengenai penaklukan konstatinopel adalah tujuan Al-Fatih muda (21 tahun) untuk mewujudkannya. Saya tersentak, seperti ditampar untuk bangun dan melihat dunia dari cara yang berbeda. Singkatnya hidup di dunia, bukan alasan kita untuk menikmatinya dan ikut terlena, namun menjadi catatan untuk lebih berkarya dan berbuat.
Saat ini mode on semangat sedang aktif. Saya tidak mau lagi sekedar hidup seperti orang kebanyakan. Saya teringat pesan Buya Hamka di salah satu kajiannya.
"Kalau sejedar kerja, kerbau di sawah pun kerja!" (Buya Hamka)
Saya dari sana tersadar dan kembali belajar, betapa hidup yang sebentar ini jangan disia-siakan, hidup untuk menabung amal. Saya setuju beramal ibadah adalah jalan utama yang harus ditempuh. Berkarya juga bagian dari amalan yang harus dilakukan untuk mempersiapkan kehidupan setelah dunia.
Saya mengingatkan diri ini menelisik kembali hasil perjuangan Rasulullah SAW, atas izin Allah SWT yang telah mengubah cara hidup orang-orang jahiliah masa itu.
Tongkat estafet dilanjutkan oleh Khulafaur rasyidin dan para sahabat, tabi'in dan orang-orang shaleh. Tidak asing nama-nama Al-Khawarizm, Ibnu Sina, Al-Khindi, Ibnu Rusd, dan masih banyak lagi cendekiawan muslim yang karyanya turut diakui di dunia.
Imam- imam besar Muslim, seperti Imam Maliki, Imam Hanbali, Imam Hanafi, Imam Syafi'i, Imam Ghazali, dan masih banyak lagi yang telah diakui dan dikaji hasil karyanya, menjadi deretan buku ternama Umat.
Bahkan kita mengenal Albert Enstein, Thomas Alfa Edison, Wright bersaudara, Charles Darwin, dan masih banyak lagi ilmuwan yang menorehkan karyanya untuk dipelajari hingga hari ini.
Karya-karya ini hadir bukan menjadi alasan kesombongan dan keuntungan kantong, namun ia tetap dikenal hingga hari ini karena tujuan para pendahulunya untuk bermanfaat bagi sesamanya. Saya masih belajar satu demi satu, setiap harapan akankah saya bisa melakukannya? jawabanya ada pada diri sendiri bukan?
Sampai jumpa lagi di tulisan berikutnya :)
Komentar
Posting Komentar