Langsung ke konten utama

Ekosistem Kepemimpinan: Membuka Cara Pandang Baru dalam Mengelola Organisasi

Indah Primad | Diperbaharui 18 Juli 2023 | Bacaan 5 menit

Photo by jesse orrico on Unsplash


        Ekosistem merupakan istilah familiar dalam biologi, sistem kehidupan yang melibatkan hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungannya. Namun ternyata istilah yang diperkenalkan ahli tumbuhan Sir Arthur George Tansley tahun 1930an ini juga dapat digunakan pada berbagai bidang, termasuk pada kepemimpinan.

Ekosistem kepemimpinan digunakan untuk menggambarkan sistem yang saling terhubung membentuk siklus dalam kepemimpinan. Budaya, interaksi, hubungan dan proses yang saling terkait dalam satu siklus pada suatu tim yang seimbang dapat melahirkan kepemimpinan yang kuat. Tentu hal ini berdampak pada kesuksesan tim dan organisasi tersebut.

Ekosistem kepemimpinan dipopulerkan oleh Otto Scharmer, ia berbicara tentang perubahan ego menjadi eko-sistem. Dari pemikiran yang berfokus pada individu menjadi kolaborasi pemikiran yang lebih luas. Sehingga kita sebagai manusia kembali menyadari fitrah kita untuk mempedulikan semua hal disekitar kita. 

Seringkali kita lupa bahwa kita dianugrahi dua telinga dan satu mulut, yang artinya kita harusnya lebih banyak mendengar. Dua kepala itu lebih baik dari satu, duduk bersama dengan semua pihak dan orang-orang yang bisa diajak diskusi adalah jalan untuk menemukan solusi yang lebih baik.

Langkah Membangun Ekosistem Kepemimpinan di Organisasi Anda

Langkah awal dalam ekosistem kepemimpinan adalah bermula dari rasa ingin tahu, perasaan moral, dan motivasi dari dalam. Solusi dari suatu masalah didapat dari proses mengenali masalah dari sisi terluar, dari hal-hal yang sederhana. Proses untuk masuk lebih dalam sambil menyelesaikan dari sisi terluar secara bertahap akan menghasilkan penemuan solusi yang lebih menyeluruh.

Kue coklat sebagai gambaran ekosistem kepemimpinan. Pentingnya ekosistem kepemimpinan ibarat kue coklat yang menambah cita rasa kue keseluruhan
Photo by Heather Barnes on Unsplash


        Sekarang bayangkan sebuah roti isi coklat yang lezat di tanganmu, bagian pertama yang akan digigit adalah sisi terluar, kemudian kamu mengunyahnya perlahan, mungkin akan terasa hambar karena belum menyentuh isian coklat. Kemudian barulah kamu menggigit roti dengan isian coklat yang meleleh. Tapi jika kamu memilih memakan roti bagian tengah lebih cepat, kamu terpaksa harus menggigit bagian yang besar, mungkin kamu akan tersedak dan mulutmu dipenuhi roti, sehingga kehilangan sensasi coklat yang meleleh di mulut.

Melihat dan merasakan persoalan dari sudut pandang yang terbuka. Jika merefleksikannya ke dalam diri sendiri, artinya melihat diri sebagai orang luar, dan menerima kondisi diri, membuka diri menerima pendapat orang lain. 

Perhatikan ilustrasi di bawah, ada sisi, sisi A dan B. Pada sisi A kamu mendapati lingkaran dan segitiga yang terpisah, garis pembatasnya penuh, artinya membatasi wilayah luar dan dalam. Berbeda dengan gambar B, garis pembatasnya terputus dan kedua bangun saling menyatu. Bagaimana pendapatmu? Apa makna dari gambar dibawah?




Gambar A menjadi ilustrasi pemikiran tertutup dan terpisah, sedangkan gambar B adalah gambaran pemikiran yang terbuka dan sinergis. Saat pemikiran kita terbuka, akan terbentuk pemikiran baru, cara pandang baru, dan solusi kreatif.

Terakhir poin penting dari ekosistem kepemimpinan adalah konsisten dan memiliki motivasi untuk menemukan peluang-peluang baru. Sebuah tantangan untuk tetap bertahan pada kondisi yang tidak menguntungkan, rasa takut dan khawatir, hingga luka dan duka. Namun saat kita kembali kepada diri yang lebih terbuka, mendapatkan perspektif yang berbeda, fokus pada persoalan, melanjutkan kehidupan dengan melakukan keseharian, dan menikmati setiap momennya.

8 Faktor-Faktor dalam Ekosistem Kepemimpinan

1.    Model kepemimpinan, yang dirancang oleh pemimpin top-level (konseptor)

2. Strategi kepemimpinan, bagaimana merancang dan mewujudkan suatu model kepemimpinan.

3.    Mengkomunikasikan konsep kepemimpinan dengan cara yang mudah dipahami dan ekspektasi yang jelas. Bahan bakunya perilaku, keterampilan, dan pengalaman untuk membuat pemimpin yang mampu mendorong pencapaian dan memperkuat budaya

4.    Proses untuk mengerakan para pemimpin

5.  Proses untuk mengevaluasi kinerja pemimpin, memperoleh feedback untuk setiap pemimpin

6.    Sistem yang berkembang, adanya regenerasi dan interaksi pemimpin lama dan baru

7.    Proses untuk mengapresiasi dan mengenali pemimpin yang baik

8. Fokus pada kinerja pemimpin dan menghilangkan hambatan untuk lahirnya kepemimpinan yang efektif

Tantanglah Kepemimpinanmu!

Selanjutnya coba lakukan diagnosa sederhana dibawah untuk menantang kepemimpinanmu saat ini.

1.  1. Saat ini apa isu dan tantangan yang sedang dihadapi? Faktor ekosistem kepemimpinan  yang mana yang berhubungan dengan isu atau tantangan tersebut?

2.  2. Identifikasi bagaimana suatu faktor mempengaruhi faktor lain berdasarkan isu yang kamu hadapi?

3.  3. Apa komponen ekosistem kepemimpinan yang jika digerakan akan memberi dampak positif yang paling besar?

4.  4. Bagaimana faktor tersebut dapat menggerakan faktor yang lain?

5.  5. Berikan penilaianmu untuk menentukan langkah yang akan kamu ambil selanjutnya.

Pentingnya mengkaji ekosistem kepemimpinan adalah untuk mempersiapkan tim dan organisasi untuk bergerak dengan lebih efektif. Sebagai panduan dan arah bagi para pemimpin untuk dapat mengarahkan tim, fokus memanfaatkan waktu dan sumberdaya sesuai kebutuhan dan fungsi. Sehingga ekosistem kepemimpinan yang berjalan seimbang akan menghadirkan pemimpin yang dibutuhkan saat ini hingga di masa depan.

Baca lebih lanjut dari sumbernya

http://www.leadingpeoplepartners.com/building-leadership-ecosystem-2/

https://medium.com/presencing-institute-blog/ecosystem-leadership-4227fd214f2

Telah tayang di medium untuk english version.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review Buku] Pengalaman Baca Buku Funiculi Funicula

Masa lalu dan masa depan, dua waktu yang sudah terlalu jauh untuk dijangkau. Masa lalu yang sudah dilewati kadang menyisakan penyesalan, dan masa depan yang masih misteri menantang diri membuat penasaran. Jika kau diberi kesempatan memilih kembali ke masa lalu atau melihat masa depan, apa yang akan kau pilih? Tapi sayangnya apa pun yang kau pilih tidak akan mengubah apa pun, kejadian yang terjadi, atau orang yang kau temui, bahkan mencegah kematian sekalipun. Dan dengan resiko terjebak selamanya di ruang waktu, apakah kau masih mau untuk melakukan perjalanan waktu? Sinopsis di atas adalah milik buku 'B efore the Coffee Gets Cold: Funiculi Funicula', salah satu dari trilogi karya Toshikazu kawaguchi yang pertama rilis di Jepang pada 2015. Buku ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Dania Sakti, dan diterbitkan Gramedia. Saya membaca cetakan ke-21, desain sampul karya Orkha Creative.  Cover depan Funiculi Funicula cetakan ke-21  Pertemuan dengan Funiculi Funicula Tahun...

5 Tips Belajar Asyik ala Studyvlog, Studygram , dan StudyTok

Indah Primad | Juli 2023 | Bacaan 4 menit Lagi bingung gaya belajar apa yang paling pas untukmu?  Tenang, disini akan kita kupas tuntas tips belajar asyik yang bisa kamu terapkan saat belajar nanti. Kita akan temukan tipsnya dari konten-konten influencer edukasi. Sebelum itu, kita kenalan dulu dengan istilah studyvlog, studygram, dan studytok.      Studyvlog  adalah istilah untuk para influencer dan content creator edukatif, terutama konten vlog (video-blog). Contohnya konten Study With Me, menyajikan konten Live/ rekaman belajar sebagai teman belajar kamu. Mereka menyajikan konten keseharian belajar dan tips edukatif. Studygram adalah kreator edukasi yang lebih spesifik untuk pengguna Instagram. Tentunya konten yang lebih simpel menyesuaikan fitur-fitur di Instagram. Tapi istilah ini juga digunakan di platform media sosial lainnya. Studytok , seperti studygram, namun istilah ini digunakan kreator yang ada di TikTok. Mungkin kata StudyTok belum cukup familiar....

Koleksi Momen Tahun Ajaran 2023/2024

Selama setahun belakangan mengajar, saya beruntung bisa menangkap momen-momen bersama anak-anak. Momen-momen yang penuh warna, saya ingin menyajikannya dalam bentuk monokrom. Kesan klasik dari gradasi warna hitam, abu, dan putih membuat sendu suasana.  Saya bersyukur bisa bertemu anak-anak, mereka mengembalikan kemanusiaan saya. Mereka membuat saya perlahan menemukan siapa saya. Dan mereka menghadirkan tawa dan kekaguman yang dulu sulit saya temukan.  Momen yang berharga yang tidak ingin dilupakan, akan terkenang lebih lama oleh jejak visual. Jadi saya berusaha selalu merekamnya dalam jepretan kilat di memori smartphone.  Saya berusaha melindungi identitas mereka. Sebisa mungkin tak ada wajah yang bisa dikenali dengan mudah, kecuali anda sudah mengenal mereka sebelumnya. ... Bonus Selama setahun belakangan, perjalanan dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain menjadi hobi baru yang menenangkan bagi saya. Cukup untuk melepas ketegangan harian dan menjadi pelarian yang ...