Hai, kamu lagi penasaran sama karirmu? Selamat kamu menemukan tulisan ini.
Untuk kamu yang sedang berjuang menemukan pekerjaan pertama yang kamu impikan.
Atau kamu lagi membuka peluang dimanapun untuk mencari pengalaman.
Dan kamu yang sedang menyusun rencana karir.
Di kesempatan ini, aku mau sharing pengalaman tentang kesalahanku yang kutemukan sewaktu mencari pekerjaan pertamaku. Belajar dari kegagalan orang lain, ibarat pepatah biar ga jatuh di lubang yang sama. Semoga kamu menemukan aha moment dari tips-tips di bawah. Selamat membaca!
Photo by RF._.studio/Pexels |
Kesalahan #1 Malas membuat dan menjalankan rencana karir
Kesalahan pertama ini yang sering kali tidak disadari saat mencari pekerjaan.Sebenarnya aku sudah membuat beberapa rencana karir. Namun, saat aku ga serius menjalankan rencana karir yang sudah kubuat, aku jadi gampang burn out dan frustasi. Waktuku pun banyak terbuang untuk melarikan diri dari stres. Dan aku jadi gampang menyerah saat menerima penolakan sana-sini. Namun yang membantuku untuk kembali bangkit dan sadar adalah rencana karir yang pernah kususun dulu. Setelah berbulan-bulan aku menyadarinya dan aku susun ulang rencana karirku, mengurutkan prioritas, menambah detail, dan membuat tahapan strategis.
Karir adalah bagian dari rekam kehidupan yang harus dipikirkan. Oh iya, karir disini tidak hanya tentang pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan. Pengertian karir jauh lebih luas, bisa jadi jalan hidup apa yang kamu pilih, bidang yang kamu minati, hingga jenjang profesi yang kamu tuju. Perjalanan karir bisa dimulai dari pekerjaan (occupation). Seiring waktu dan semakin banyak pengalaman, karirmu juga akan berkembang.
Kalau kamu mau jadi pengusaha mulailah dari bekerja dan pelajarilah dinamikanya.
Ini adalah sebuah saran dari mentorku. Dimanapun kita bekerja, itu akan menjadi track record atau profil kita dalam membangun karir. Kemudian, dari sana kita akan belajar banyak hal kedepannya, menemukan keluarga dan jejaring baru, dan pastinya sambil ngumpulin modal usaha.
Aku bersyukur mendapat kesempatan belajar tentang karir, sebelum benar-benar terjun menjajaki dunia pasca kampus. Di Pondok Inspirasi aku belajar tentang persiapan karir dalam projek Career Journey yang difasilitasi oleh guru-guru yang berpengalaman di bidangnya. Guru-guru di Career Journey membagikan pengalaman karir dengan menarik, mulai dari prinsip dasar hingga hal-hal teknis saat melamar pekerjaan. Yang aku pelajari waktu itu, aku harus membuat rencana karir sesuai dengan minat, latar pendidikan, dan pengalaman yang pernah kulalui.
Rencana karir tidak hanya sekedar imajinasi, tapi harus terealisasi jadi dokumen tertulis. Beneran harus ya! Aku dan teman-teman di Career Journey waktu itu mendapat template rencana karir dalam format excel. Kami diberi kesempatan memikirkan dengan serius apa minat dan mimpi kami. Idealisme karir harus dibuat serealistis mungkin dengan SMART goals.
SMART goals adalah akronim dari Specific, Measurable, Achievable, Reliable, dan Time bond. Specific artinya rencana karir harus detail ke profesi tertentu. Measurable maknanya harus terukur, artinya kamu bisa tahu indikator apa yang mengatakan kamu sudah berhasil. Achievable, tentunya rencana kamu harus sesuatu yang bisa kamu capai. Reliable, nah disini kamu mengukur diri untuk tahu bagaimana kamu bisa mencapainya. Time bond, sesuatu yang kamu rencanakan harus punya deadline atau kapan kamu mungkin akan mencapainya.
Semakin jelas rencana karirmu, akan membantu kamu mewujudkan karir impian lebih efektif. Efektif memanfaatkan waktu, tahu tahapan, dan jelas arah yang dituju. dan tidak hanya membuat rencana untuk satu profesi atau perusahaan saja, buatlah plan B, C, dan seterusnya. Tentukan prioritas pilihan kamu dalam menemukan karir pertamamu.
Kesalahan #2 Salah memilih template CV
Kesalahanku saat beberapa bulan pertama melamar pekerjaan, salah satunya aku belum paham seberapa penting CV dalam seleksi berkas. Aku belum paham template CV ATS friendly. Masih menggunakan satu versi CV yang sama untuk profesi dan perusahaan yang berbeda.
Faktanya, CV (curriculum vitae) adalah persyaratan teknis yang sangat penting saat melamar kerja. Dari CV, kamu akan dinilai apakah lolos persyaratan dasar untuk masuk ke tahap wawancara. Penting untuk memperhatikan apa yang kamu tulis di CV dan tampilan CV kamu. Apakah CV kamu sudah ATS? bagaimana desain tampilan CV?
Yang paling penting, isi dari CV kamu pastinya. Tempatkan hal yang paling penting di bagian atas. Buatlah CV yang ringkas hanya 1 halaman. Ini akan memudahkan HRD untuk mengetahui kapabilitas seorang pelamar.
Satu halaman yang menjadi gerbang masuk ke perusahaan impianmu. Bagi kamu fresh graduate tempatkan di urutan atas adalah riwayat pendidikan. Kamu hanya perlu memasukan riwayat pendidikan terakhir, tambahkan juga nilai dan bidang yang kamu pelajari.
Kamu bisa menggunakan template CV yang sudah ATS (Applicant Tracking System). Dengan memanfaatkan teknologi para HRD akan menyaring kualifikasi puluhan hingga ribuan pelamar dari data yang terbaca oleh ATS, istilahnya ATS friendly. Meskipun CV kamu sudah didesain semenarik mungkin, tapi kalau tidak terdeteksi ATS, ini akan mengurangi satu peluangmu untuk dilirik HRD. Tenang, kamu bisa menemukan template CV ATS friendly dengan mudah di internet.
Tampilan CV yang sesuai dengan posisi dan nilai perusahaan tujuanmu, akan meningkatkan peluang kamu diterima. Misal, kamu mau melamar pekerjaan di industri kreatif, sebaiknya gunakan desain CV yang menarik dan kreatif yang sesuai profil perusahaan, misal gunakan warna utama yang sama dengan warna logo perusahaan. Berbeda saat melamar pekerjaan di instansi pemerintahan atau bidang-bidang formal, kamu bisa menggunakan warna monokrom untuk desain CV kamu.
Satu lagi tentang CV. Saat melamar beberapa pekerjaan yang berbeda posisi, kamu harus sesuaikan isi CV yang akan lebih menguatkan profilmu. Misal kamu ingin melamar posisi sebagai social media specialist dan sales, kamu membutuhkan riwayat pengalaman dan pelatihan yang berbeda untuk meningkatkan peluangmu diterima.
Kesalahan #3 Malu bertanya
"Segan mau nanya, nanti ganggu. Aku mau nyari mandiri aja dengan usaha sendiri."
Ini adalah alasan klise dari pepatah malu bertanya, dan ujungnya adalah sesat di jalan. Dan aku melakukan kesalahan ini. Setelah dinasehati oleh keluargaku, aku memberanikan diri untuk mulai menghubungi kembali teman-teman, menanyakan peluang dan kesempatan.
Menurunkan ego untuk bertanya, adalah satu jalan menjadi manusia, bersosialisasi, atau belajar komunikasi. Aku yang segan untuk nge-reach teman-teman setelah melihat berbagai pencapaian mereka, merasa tertinggal dan rendah diri, di satu titik aku sadar telah menghalangi diriku sendiri untuk maju.
Setelah aku membuka obrolan, ada beberapa teman yang memberi masukan dan antusias membantu. Ketakutan dan rasa segan ternyata hanya ada di kepalaku, dan setelah aku berdiskusi dengan diriku untuk mengatasinya, Allah swt tunjukan aku jalan.
Silaturahim membuka pintu rezeki.
Tiga kesalahan ini yang membantuku untuk belajar menjadi lebih dewasa. Merencanakan masa depan, belajar hal-hal teknis, hingga silaturahim adalah pelajaran berharga selama setahun terakhir. Untuk kamu yang sedang dalam proses penemuan, teruslah berjuang dan jangan pernah berhenti, karena kesempatan baik sudah disiapkan oleh-Nya. Bukan maksud menggurui, sekedar tepukan pundak untuk teman-teman.
Silahkan diskusikan insight dan pertanyaan teman-teman di kolom komentar. Semoga kita ketemu lagi di tulisan selanjutnya.
Komentar
Posting Komentar