Langsung ke konten utama

[Review Buku] Pengalaman Baca Buku Funiculi Funicula

Masa lalu dan masa depan, dua waktu yang sudah terlalu jauh untuk dijangkau. Masa lalu yang sudah dilewati kadang menyisakan penyesalan, dan masa depan yang masih misteri menantang diri membuat penasaran.

Jika kau diberi kesempatan memilih kembali ke masa lalu atau melihat masa depan, apa yang akan kau pilih?

Tapi sayangnya apa pun yang kau pilih tidak akan mengubah apa pun, kejadian yang terjadi, atau orang yang kau temui, bahkan mencegah kematian sekalipun. Dan dengan resiko terjebak selamanya di ruang waktu, apakah kau masih mau untuk melakukan perjalanan waktu?

Sinopsis di atas adalah milik buku 'Before the Coffee Gets Cold: Funiculi Funicula', salah satu dari trilogi karya Toshikazu kawaguchi yang pertama rilis di Jepang pada 2015. Buku ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Dania Sakti, dan diterbitkan Gramedia. Saya membaca cetakan ke-21, desain sampul karya Orkha Creative. 

seorang wanita dengan setelah kardigan hijau dan rok rimpel krem berjalan menuju kafe Funiculi Funicula yang terletak di lantai bawah tanah
Cover depan Funiculi Funicula cetakan ke-21 

Pertemuan dengan Funiculi Funicula

Tahun lalu saya menemukan buku Funiculi Funicula: Before the coffee gets cold, karya  Toshikazu Kawaguchi, dari surel toko buku langganan. Namun saya belum sepenasaran itu untuk membacanya, karena baru melihat cover depan saja. Jujur saja sampul depannya menarik dan kreatif, penggambaran suasana dan cerita yang hangat, khas menggambarkan lingkungan di Jepang.

Karena kesibukan dan pekerjaan, saya sempat melupakannya. Saya menemukan foto cover buku ini lagi di rekomendasi buku dari salah satu platform ecommerce. Saya sempatkan mengecek sinopsis dan review Goodreads. Dari sanalah saya penasaran dengan isinya.

Maret lalu, saya kembali mengecek buku ini lewat ecommerce, dan saya beruntung karena sedang ada potongan harga. Sepertinya semesta mendukung saya untuk membaca buku ini. Haha, anda tahu maksud saya kan?

Dua hari menjelang hari raya, saya harus berangkat ke rumah saudara. Dan saya ingin membacanya di sepanjang liburan. Tapi saya tidak terlalu berharap pada kurir ekspedisi karena kalau melihat info estimasi pengiriman, baru akan sampai sehari sebelum hari raya. Sebelum meninggalkan alamat tujuan buku saya, takdir mengabulkan permintaan saya, bukunya tiba tepat sesaat saya membuka pagar rumah.

Setelah membaca Funiculi Funicula


Buku Before the Coffee Gets Cold- Funiculi Funicula menceritakan tentang perjalanan waktu yang dilakukan oleh 4 orang dengan kisah yang berbeda. 

Mereka yang kembali ke masa lalu ingin mengungkapkan apa yang mereka tahan, mengambil apa yang belum mereka dapatkan, atau merubah kejadian untuk memperbaiki keadaan saat ini. Tapi sesuai syarat yang ada, apa pun yang mereka lakukan tidak akan mengubah kejadian di masa lalu, masa kini akan tetap sama.

Mereka yang mendatangi masa depan tentu penasaran dengan hal apa yang akan terjadi, siapa yang ada disana, dan apakah harapan mereka dapat terwujud. Tapi syarat perjalanan waktu membatasi mereka, mereka tidak tahu apakah di masa depan mereka akan bertemu dengan orang yang mereka harapkan, karena mereka hanya bisa bertemu dengan orang yang datang ke kafe, tidak ada yang pasti. 

Syarat terakhir, mereka harus kembali sebelum kopi yang hangat menjadi dingin. Lucunya, tidak ada tokoh yang akan meniup kopinya sebelum meneguknya.

Kazu, tokoh favorit saya bilang begini kira-kira...
" Perjalanan waktu memang tidak akan merubah apa pun, tapi dari yang sudah terjadi, orang-orang yang kembali dari perjalanan waktu akan berubah, dan mereka kembali dengan binar mata yang berbeda."

Worth it ga baca terjemahan Funiculi Funicula?

Setelah membacanya, saya merekomendasikan buku Before the coffee gets cold: Funiculi Funicula untuk dibaca, kisah-kisah di dalamnya mengalir dengan pemilihan latar dan alur yang sederhana. Tidak berlebihan, kalau saya bisa bilang banyak pelajaran yang bisa diambil darinya.

Saya membaca versi alih bahasa. Saya menyukai pemilihan diksi yang tepat, struktur kalimatnya ditata ulang dengan baik, dan dapat dipahami dengan mudah. Namun saya subjektif, karena saya tentunya belum membaca versi asli berbahasa Jepang, karena progres bahasa Jepang saya belum sampai kesana.


Jadi, kalau kamu tertarik baca buku ini please share pengalaman pertama kamu kenal dengan buku ini di kolom komentar ya. Juga pengalaman setelah membacanya, mungkin saja akan ada obrolan seru setelahnya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Tips Belajar Asyik ala Studyvlog, Studygram , dan StudyTok

Indah Primad | Juli 2023 | Bacaan 4 menit Lagi bingung gaya belajar apa yang paling pas untukmu?  Tenang, disini akan kita kupas tuntas tips belajar asyik yang bisa kamu terapkan saat belajar nanti. Kita akan temukan tipsnya dari konten-konten influencer edukasi. Sebelum itu, kita kenalan dulu dengan istilah studyvlog, studygram, dan studytok.      Studyvlog  adalah istilah untuk para influencer dan content creator edukatif, terutama konten vlog (video-blog). Contohnya konten Study With Me, menyajikan konten Live/ rekaman belajar sebagai teman belajar kamu. Mereka menyajikan konten keseharian belajar dan tips edukatif. Studygram adalah kreator edukasi yang lebih spesifik untuk pengguna Instagram. Tentunya konten yang lebih simpel menyesuaikan fitur-fitur di Instagram. Tapi istilah ini juga digunakan di platform media sosial lainnya. Studytok , seperti studygram, namun istilah ini digunakan kreator yang ada di TikTok. Mungkin kata StudyTok belum cukup familiar....

Koleksi Momen Tahun Ajaran 2023/2024

Selama setahun belakangan mengajar, saya beruntung bisa menangkap momen-momen bersama anak-anak. Momen-momen yang penuh warna, saya ingin menyajikannya dalam bentuk monokrom. Kesan klasik dari gradasi warna hitam, abu, dan putih membuat sendu suasana.  Saya bersyukur bisa bertemu anak-anak, mereka mengembalikan kemanusiaan saya. Mereka membuat saya perlahan menemukan siapa saya. Dan mereka menghadirkan tawa dan kekaguman yang dulu sulit saya temukan.  Momen yang berharga yang tidak ingin dilupakan, akan terkenang lebih lama oleh jejak visual. Jadi saya berusaha selalu merekamnya dalam jepretan kilat di memori smartphone.  Saya berusaha melindungi identitas mereka. Sebisa mungkin tak ada wajah yang bisa dikenali dengan mudah, kecuali anda sudah mengenal mereka sebelumnya. ... Bonus Selama setahun belakangan, perjalanan dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain menjadi hobi baru yang menenangkan bagi saya. Cukup untuk melepas ketegangan harian dan menjadi pelarian yang ...